TRIPODNews.id - Perusahaan pertambangan emas dan tembaga, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), telah menetapkan target untuk memulai operasi proyek Tembaga Tujuh Bukit pada tahun 2026 atau 2027. Menurut Chief External Affairs MDKA, Boyke Poerbaya Abidin, proyek tambang bawah tanah ini telah melalui proses pengeboran dan pembangunan awal. Mereka berharap dalam tiga hingga empat tahun ke depan, studi kelayakan dan konstruksi dapat selesai sehingga produksi dapat dimulai.
Pemerintah Indonesia telah menyelesaikan studi kelayakan untuk proyek ini pada pertengahan 2022, dan Merdeka Copper Gold menargetkan penyelesaian proses perizinan lingkungan pada tahun 2023, dengan pembangunan dimulai pada awal 2024.
Proyek Tembaga Tujuh Bukit menjadi fokus utama perusahaan saat ini dan telah menerima investasi signifikan, termasuk eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran untuk menentukan sumber daya, pemodelan geologi, serta studi teknis yang tengah berlangsung.
Baca Juga
Erick Thohir Merupakan Alasan Utama Argentina Terima Tantangan Timnas Indonesia
Menko Mahfud MD Minta Polisi Cari Pembocor Putusan MK ke Denny Indrayana.
Proyek Tembaga Tujuh Bukit, yang dikerjakan oleh anak usaha MDKA, yaitu PT Bumi Suksesindo (PT BSI), direncanakan akan menghasilkan cadangan tembaga kelas dunia. Menurut Boyke, proyek ini memiliki potensi operasi hingga 40 tahun.
Proyek ini mengandung sumber daya mineral sebesar 1,71 miliar ton bijih dengan kandungan tembaga sebesar 0,47% dan emas sebesar 0,50 g/t, dengan total sekitar 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ons emas, termasuk sumber daya terindikasi sebesar 442 juta ton dengan kandungan tembaga 0,60% dan emas 0,66 g/t. Pendanaan proyek saat ini masih bergantung pada perbankan dan pasar modal.