TRIPODNews.id - Mantan presenter dan model, Vriska Icha, telah beralih dari industri hiburan ke dunia politik. Ketertarikannya pada politik sudah lama, bahkan ia rela melanjutkan pendidikan tinggi untuk memperoleh gelar hukum hingga Magister Kenotariatan.
Vriska Icha, yang sekarang aktif di Partai Amanat Nasional (PAN) dan menjabat sebagai wakil ketua DPW PAN DKI, sibuk dengan berbagai kegiatan politik. Baru-baru ini, ia mengikuti Bimbingan Teknis Hukum Acara Penyelesaian Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
Menurut Riska Kartika, salah satu dari tiga perwakilan yang diutus oleh DPW PAN DKI untuk acara tersebut, kegiatan tersebut memberikan pengalaman berharga. "Saya merasa beruntung menjadi salah satu dari tiga perwakilan dari Wilayah DKI Jakarta yang mengikuti Bimbingan Teknis Hukum Acara Penyelesaian Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum yang diadakan oleh MK dan diikuti oleh wilayah-wilayah di seluruh Indonesia," ujar Vriska pada Sabtu (17/6).
Vriska juga mengungkapkan kegembiraannya karena dapat bertemu dengan para senior hukum dari Sabang sampai Merauke melalui kegiatan ini. Dia mendapatkan banyak pengetahuan dari materi yang diajarkan dan lebih memahami secara detail cara-cara penyelesaian di Mahkamah Konstitusi baik sebagai pihak terkait maupun pemohon.
Baca Juga
Himmatul Aliyah Harap PMI di Malaysia Tetap Jaga Kekompakan Meski Beda Pilihan Politik
PDIP-PPP Sepakat Menangkan Pileg 2024
"Terlebih lagi, ada teman-teman senior Hukum yang hadir dengan kasus-kasus yang sangat unik. Hal ini tidak hanya menambah teman baru bagi saya, tetapi juga memperluas wawasan saya secara pribadi maupun bagi partai secara umum," kata wanita yang sekarang juga berkecimpung dalam bidang jasa hukum.
Berkaitan dengan isu hangat saat ini mengenai putusan MK yang menyatakan bahwa pemilihan dilakukan secara profesional dan terbuka, Vriska menyatakan setuju sepenuhnya. Baginya, hal itu membuat persaingan lebih adil dan memungkinkan teman-teman yang menjadi calon legislatif (caleg) untuk berkampanye dengan lebih maksimal.
"Bagi para caleg dan masyarakat, hal ini meningkatkan semangat kerja dan interaksi sosial. Karena pada dasarnya, generasi milenial dan generasi Z lebih memperhatikan personalitas, mengingat adanya banyak pendatang dan sosok-sosok baru," ungkapnya.