news ekonomi sport otomotif hiburan wisata opini politik foto indeks
Ternyata Ini Tujuan Pemerintah Bagi-Bagi 500 Ribu Rice Cooker

TRIPODNews.id -  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik (AML) untuk Rumah Tangga. Selain itu, petunjuk teknis terkait penyediaan AML juga telah diterbitkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 548.K/TL.04/DJL.3/2023.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu, menjelaskan bahwa program pemberian AML pada tahun 2023 merupakan insentif bagi rumah tangga yang memenuhi kriteria tertentu. Tujuan dari program ini adalah untuk memastikan akses energi bersih yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan, serta mengurangi impor elpiji yang digunakan untuk memasak.

Program penyediaan AML yang direncanakan mencakup 500.000 unit di seluruh Indonesia pada tahun 2023. Program ini memiliki potensi untuk meningkatkan konsumsi listrik sekitar 140 gigawatt hour (GWh), setara dengan kapasitas pembangkitan sebesar 20 megawatt (MW). Selain itu, program ini juga berpotensi menghemat elpiji sekitar 29 juta kilogram atau setara dengan 9,7 juta tabung elpiji 3 kilogram.

Jisman menjelaskan bahwa target rumah tangga penerima AML adalah pelanggan PLN atau PLN Batam dengan daya listrik antara 450 volt ampere (VA) hingga 1.300 VA, yang berdomisili di daerah dengan pasokan listrik 24 jam dan belum memiliki AML. AML yang akan didistribusikan harus memenuhi standar nasional Indonesia, memiliki label hemat energi, dan berfungsi minimal untuk memasak nasi, menghangatkan, dan mengukus dengan kapasitas 1,8 hingga 2,2 liter.

Program ini merupakan hibah dari pemerintah, dan alat memasak listrik tersebut akan diberi stiker yang menunjukkan status "Hibah Kementerian ESDM" dan "Tidak untuk diperjualbelikan". Untuk melaksanakan program ini, Kementerian ESDM telah melibatkan kepala desa atau pejabat setingkat untuk mengusulkan calon penerima AML, kemudian dilakukan verifikasi oleh PLN dan PLN Batam sebelum pendistribusian kepada masyarakat.

Meskipun program ini bertujuan untuk mendukung energi bersih, program penyediaan AML mendapatkan kritik dari beberapa pihak, seperti Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi. Fahmy menganggap bahwa penggunaan rice cooker listrik memiliki kontribusi yang sangat kecil terhadap pengurangan emisi karbon, terutama karena kapasitasnya yang terbatas. Selain itu, listrik yang digunakan untuk AML masih berasal dari sumber energi seperti batu bara. Fahmy juga menganggap bahwa AML tidak dapat menggantikan gas LPG 3 kg secara efektif.

Terkini