TRIPODNews.id - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengumumkan penawaran Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi (WK Migas) Tahap III tahun 2023. Dalam lelang ini, pemerintah menawarkan peningkatan sharing split, di mana split setelah pajak untuk kontraktor mencapai 50% untuk WK yang memiliki risiko sangat tinggi. Kontraktor juga memiliki fleksibilitas dalam memilih skema kontrak Cost Recovery ataupun PSC Gross Split.
"Ini sesuai dengan rencana kita untuk mendorong lebih banyak investasi dalam pencarian cadangan serta peluang baru di area terbuka. Kami juga sudah mengembangkan sistem informasi data migas yang mudah diakses," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif.
Arifin Tasrif mengajak agar momentum tren peningkatan investasi dipertahankan karena akan berdampak langsung terhadap realisasi produksi migas di masa mendatang. Tren ini juga akan menjadi signal positif bagi masa depan industri hulu migas di Indonesia yang menunjukkan komitmen para stakeholder untuk terus berkembang demi mencapai target produksi migas.
Pemerintah sangat berkepentingan menjaga tren positif investasi karena adanya proyeksi peningkatan konsumsi energi. Permintaan minyak diperkirakan akan meningkat 139% dan gas 298% pada tahun 2050.
Untuk menjawab kebutuhan ini, diperlukan investasi dalam eksplorasi 68 cekungan yang belum dieksplorasi. Pemerintah siap membuka dialog dengan pelaku usaha untuk membahas insentif dan dukungan kebijakan yang dibutuhkan.
Tiga WK yang ditawarkan dalam lelang ini adalah Akimeugah I, Akimeugah II, dan Bobara. Insentif yang ditawarkan meliputi bagi hasil hingga 50%, 10% FTP, signature bonus open bid, dan fleksibilitas skema kontrak cost recovery atau gross split.
Pemerintah berkomitmen mendukung pengembangan hulu migas dan terus memperbaiki peraturan-peraturan yang mempengaruhi investasi di Indonesia.