TRIPODNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan mengalami pergerakan mendatar dengan kecenderungan melemah dalam sepekan mendatang. Beberapa faktor yang memengaruhi termasuk rilis suku bunga AS dan Indonesia serta kondisi teknis IHSG. Namun, sektor energi, keuangan, dan barang konsumsi non siklikal menjadi fokus investasi dengan beberapa saham yang direkomendasikan.
Dalam satu pekan mendatang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah terbatas. IHSG menguji level classic support-nya di 6.900. Pendiri Stocknow.id, Hendra Wardana, menyatakan bahwa pasar diperkirakan tidak akan terlalu volatil meskipun suku bunga AS tetap diprediksi berada pada level saat ini.
Dari segi teknis, IHSG belum berhasil menembus level psikologis resistance di 7.000 dan mengindikasikan kekuatan terbatas untuk mencapainya. Hendra Wardana juga merekomendasikan beberapa saham, termasuk BNGA, AKRA, dan MIDI, dengan level harga dan stop loss yang spesifik.
Baca Juga
Siloam Bagi Deviden Rp255 Miliar
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memprediksi konsolidasi IHSG dalam rentang 6.930-7.020 pada awal pekan. Secara teknis, IHSG menguji resistance di 7.000, namun terbentuk upper shadow yang tinggi. Berbagai indikator teknis, seperti stochastic RSI, MFI, dan MACD, juga dianalisis untuk memperkirakan pergerakan IHSG.
Penguatan IHSG pada hari Jumat sebagian besar dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kenaikan produksi industri dan penjualan ritel di Tiongkok serta surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang lebih tinggi dari perkiraan. Ekspor dan impor Indonesia tetap terkontraksi.
Dalam pekan mendatang, pelaku pasar akan memantau pertemuan FOMC The Fed dan keputusan suku bunga Bank Indonesia. Beberapa saham dengan potensi rebound dan rebound lanjutan, seperti PTBA, TLKM, UNTR, AKRA, BMRI, BBNI, MBMA, dan SRTG, juga akan diperhatikan.