TRIPODNews.id - Perusahaan pembuat pipa mengungkapkan bahwa pemilu 2024 dan dana infrastruktur dalam APBN 2024 kemungkinan tidak akan berdampak besar pada penjualan. Pandemi COVID-19 masih memengaruhi kondisi ekonomi dan pembiayaan perusahaan, yang akan menjadi tantangan bagi perusahaan.
Pemilu 2024 dan dorongan dana infrastruktur dalam APBN 2024 tidak diharapkan memberikan dorongan besar pada penjualan pipa. Project Sales Director Vigilon Group, Edward Priyadi, mengungkapkan bahwa pemulihan ekonomi pasca-pandemi masih berlangsung lambat, dan banyak perusahaan masih menghadapi kendala finansial setelah mengandalkan diskon pajak selama pandemi.
Menurut Edward Priyadi, pembiayaan perusahaan saat ini sebagian besar dibiayai oleh pajak dan pinjaman, dan berhentinya diskon pajak setelah pandemi berpotensi memberatkan kinerja perusahaan. Ini menjadi alasan mengapa pertumbuhan penjualan pipa tidak diharapkan signifikan.
Vinilon Group, perusahaan pembuat pipa, memiliki pasar yang sebagian besar lokal dan belum mengekspor produknya. Namun, mereka berharap produk mereka dapat digunakan oleh investor asing yang berinvestasi di Indonesia, mengurangi kebutuhan untuk mengimpor produk serupa.
Vinilon Group menjual pipa HDPE (High-Density Polyethylene) dan produk terkait seperti fitting, aksesoris, dan mesin penyambungan. Mereka juga membawa mesin las pipa HDPE teknologi Italia, yang dapat mempercepat proses penyambungan pipa dan memastikan kualitasnya.
Mesin las Butt Fusion Ritmo Easylife, yang mereka tawarkan, memiliki fitur data-logger terintegrasi yang menyimpan informasi penting tentang proses penyambungan pipa. Data ini dapat dengan mudah diakses oleh pengguna untuk memastikan kepatuhan terhadap standar dan prosedur yang benar.
Secara keseluruhan, pasar pipa di industri infrastruktur masih dihadapkan pada tantangan pasca-pandemi, meskipun perusahaan seperti Vinilon Group berupaya untuk menjaga penjualan dengan teknologi dan produk yang inovatif.