TRIPODNews.id - Direktur Technology dan Operations Bank Negara Indonesia (BNI), Toto Prasetyo, berbicara tentang potensi Internet of Things (IoT) dalam sektor perbankan yang bisa meningkatkan pendapatan bank dan memberikan dampak positif pada perekonomian nasional. Menurutnya, pasar IoT di sektor perbankan dan keuangan secara global mencapai $869 juta AS pada tahun 2022 dan diperkirakan akan terus tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sekitar 18,58 persen dari 2023 hingga 2029.
Peningkatan ini sebagian besar dipicu oleh popularitas perangkat elektronik canggih yang semakin berkembang. Salah satu contoh implementasi IoT di BNI adalah program "smartfarming" bagi generasi milenial, yang menciptakan ekosistem pertanian digital dengan bantuan teknologi IoT. Selain itu, BNI juga mendukung penyaluran kredit usaha rakyat (KUR).
Selama triwulan pertama tahun 2023, BNI telah menyalurkan KUR senilai Rp3,6 triliun, dengan sebagian besar diberikan kepada sektor pertanian. Di tahun 2022, BNI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp54,3 triliun untuk sektor pertanian. Toto menjelaskan bahwa penerapan IoT dalam sektor perbankan membawa sejumlah manfaat, termasuk pengalaman nasabah yang lebih personal, otomatisasi operasional, peningkatan keamanan, deteksi penipuan, dan pembayaran mudah.
Namun, Toto juga mengingatkan bahwa adopsi IoT juga membawa tantangan siber yang signifikan. Namun, dengan mitigasi yang tepat, risiko-risiko ini dapat diukur dan dikelola untuk mencegah gangguan operasional. BNI telah melakukan upaya mitigasi risiko, termasuk penerapan kerangka kerja keamanan siber sebagai panduan untuk melindungi aset fisik IoT.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menambahkan bahwa IoT dapat digunakan sebagai alat pemantauan terhadap aktivitas manusia dalam konteks keuangan dan ekonomi. Hal ini membantu dalam mengumpulkan data penting untuk menganalisis perilaku masyarakat terhadap produk atau inovasi yang diperkenalkan oleh industri keuangan.