news ekonomi sport otomotif hiburan wisata opini politik foto indeks
Sudah Terjerat Judi Online, Pakai Duit Pinjol Pula

TRIPODNews.id -  Perkembangan pinjaman online (pinjol) dan maraknya judi online menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. Semakin banyak masyarakat yang beralih ke layanan pinjol daripada perbankan, dan peneliti meyakini bahwa ada hubungan erat antara keduanya.

Nailul Huda, peneliti dari Center of Digital Economy and SMEs, INDEF, menduga bahwa peningkatan pinjaman online berkaitan dengan maraknya judi online. Ia berhipotesis bahwa masyarakat yang bermain judi online menggunakan uang dari pinjol.

"Ada indikasi bahwa lonjakan pinjaman online terjadi karena kekalahan dalam judi online. Uang dari pinjaman online digunakan untuk bermain judi online," ujarnya dalam sebuah diskusi virtual yang diselenggarakan oleh INDEF.

Hal ini diperkuat oleh data yang menunjukkan penurunan jumlah kantor cabang bank di Indonesia, seiring dengan meningkatnya minat masyarakat pada pinjol. Proses pinjaman online dianggap lebih mudah dan cepat, terutama oleh generasi muda.

Huda juga merujuk pada data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menunjukkan peningkatan jumlah peminjam usia muda dari tahun ke tahun. Mereka cenderung meminjamkan uang dalam jumlah lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya, padahal pendapatan mereka relatif rendah.

Selain itu, Huda mencatat bahwa kasus judi online telah meningkat secara signifikan, dengan jumlah laporan yang mencapai 10 kali lipat dari tahun 2020 hingga 2022. Keterkaitan antara judi online dan pinjaman online tampak dari nominal transaksi yang sangat besar.

Data pencarian Google juga menunjukkan tren serupa dalam pencarian situs judi dan pinjaman online. Hal ini menunjukkan bahwa judi online mungkin menjadi penyebab meningkatnya pinjaman online di kalangan masyarakat yang terjebak dalam lingkaran tersebut.

Dalam kesimpulannya, Huda menekankan pentingnya memahami hubungan antara pinjaman online dan judi online, serta mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini agar tidak merugikan generasi muda Indonesia.

Terkini