TRIPODNews.id - Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Rendah, Bonus Demografi Tak Tergarap dengan Baik. Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berubah, saat ini masih terjadi kualitas pertumbuhan yang rendah, terutama dalam hal penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat. Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, mengakui bahwa karakteristik pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengalami perubahan, tetapi banyaknya industri padat modal dibandingkan padat karya menjadi masalah utama.
Dampak dari dominasi industri padat modal adalah terbukanya tingkat pengangguran yang lebih tinggi, dengan kemiskinan yang masih menghimpit sebagian penduduk. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2023 mencapai 5,45 persen, meskipun mengalami penurunan dibandingkan dengan Februari 2022.
Pada Triwulan I Tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,03 persen jika dibandingkan dengan Triwulan IV Tahun 2022 yang terkontraksi sebesar 0,92 persen. Namun, perkembangan ini belum mampu menciptakan lapangan kerja baru secara substansial dan mengurangi tingkat kemiskinan.
Sekjen Anwar menekankan pentingnya adanya job fair sebagai upaya yang bermanfaat dalam menciptakan peluang pekerjaan bagi masyarakat. Melalui job fair, perusahaan dapat mencari kandidat tenaga kerja berkualitas yang sesuai dengan jabatan yang mereka tawarkan. Dengan demikian, job fair dapat menjadi solusi dalam mengatasi tantangan pengangguran di Indonesia.