TRIPODNews.id - ASEAN, sebagai kelompok negara-negara anggotanya, tengah menghadapi tantangan besar dalam era perdagangan digital yang berkembang pesat. Penting bagi semua negara anggota untuk bersama-sama berkomitmen untuk menutup kesenjangan digital yang masih terbuka di wilayah ini.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, mengungkapkan, "Potensi digital ASEAN dan Indonesia sungguh luar biasa. Ini diperkuat oleh serangkaian perjanjian kerja sama dalam ekonomi digital yang telah diterapkan sejak awal tahun 2000-an."
Lebih jauh, Jerry menyoroti, "Digitalisasi adalah isu strategis yang harus kita perhatikan. Meskipun demikian, masih ada ketidaksetaraan dalam kesiapan digital di berbagai sektor di Indonesia. Ini menjadi sangat penting, terutama mengingat betapa signifikannya perdagangan digital dalam mendukung pertumbuhan UMKM di pasar global."
Jerry juga menegaskan bahwa isu lain yang sangat penting adalah kebijakan dekarbonisasi dan ekonomi hijau, yang saat ini sedang diterapkan di banyak negara. Prioritas utama di kawasan ASEAN adalah bergerak menuju ekonomi hijau dengan langkah-langkah dekarbonisasi yang kuat.
"Dekarbonisasi memiliki potensi untuk mendorong kemajuan bersama dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, karena enam dari tujuan tersebut sangat berkaitan dengan ekonomi hijau," jelas Jerry dalam Seminar Web Road to ASEAN Summit 2023.
Lebih lanjut, kepemimpinan Indonesia di ASEAN 2023 menetapkan tiga pilar utama, yaitu pemulihan dan pembangunan kembali, ekonomi digital, dan keberlanjutan dengan tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth."
Harapannya adalah adanya rekomendasi kepada pemerintah Indonesia untuk mewujudkan perekonomian dan perdagangan yang lebih baik melalui kepemimpinan Indonesia di ASEAN 2023. Hal ini dianggap akan sangat mendukung upaya pemulihan pasca-pandemi dan memperkuat regionalisme di ASEAN.